POHON cemara (asli atau replika), yang terang benderang dengan hiasan lampu dan ornamen, selalu terlihat saat Hari Natal. Sesungguhnya, Pohon Natal (cemara) merupakan simbol agar kehidupan rohani umat Kristen selalu bertumbuh dan menjadi saksi bagi orang lain.
Cemara melambangkan hidup yang kekal karena pohon ini daunnya tetap berwarna hijau meski saat musim dingin (umumnya saat musim salju, semua pohon daunnya rontok).
Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi Natal mulai mucul di Jerman pada abad ke-16. Saat itu, tokoh reformasi gereja Kristen, Martin Luther, berjalan-jalan di hutan pada malam hari. Terkesan dengan keindahan gemerlap bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin menebang sebuah pohon cemara dan membawanya pulang ke rumah.
Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon tersebut. Ini dilakukannya untuk menghormati Kelahiran Kristus.
Di Amerika, tercatat pohon Natal dipasang pertama kali pada 1830-an. Tradisi ini dibawa imigran Jerman ke Pennsylvania dan Ohio. Pada 1900, satu dari lima keluarga di Amerika memiliki pohon Natal dan 20 tahun kemudian, tradisi ini menular ke seluruh dunia.
Awalnya, pemasangan pohon Natal menimbulkan kontroversi bagi umat Kristen. Pasalnya, pemasangan pohon Natal diduga berkaitan dengan tradisi penyembahan bangsa Romawi. Untuk menghormati dewa Pertanian, Saturnalia, bangsa Romawi mengadakan pesta. Mereka menghias rumah dengan hal yang berwarna hijau, lampu, hiasan-hiasan kecil serta bertukar hadiah.
Karena itu, ada aliran gereja yang mengharamkan tradisi pohon Natal, karena dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala. Bahkan, pemerintah Jerman sempat membuat larangan dan denda bagi siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara, diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria sangat populer, pemuatan gambar di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, tidak semua negara menyerap tradisi ini. Negara yang mengadopsi tradisi ini adalah Indonesia dan Filipina. Sementara di Afrika Selatan, keberadaan pohon Natal bukanlah hal yang umum. Yang unik, masyarakat India lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
0 komentar:
Posting Komentar