Menhan: Perguruan Tinggi Berperan Bangun Kekuatan Nonmiliter
Universitas Syiah Kuala(Foto: soi.asia)
Banda Aceh (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, perguruan tinggi berperan untuk membangun kekuatan nonmiliter seperti pengembangan intelektual sosial, budaya, ekonomi dan ideologi sebagai upaya untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa.
"Kemampuan intelektual yang dikembangkan dan dipelajari di perguruan tinggi akan menjadi sebuah kekuatan untuk menyelesaikan persoalan dunia seperti perselisihan antarnegara," katanya pada kuliah umum di hadapan civitas akademika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Banda Aceh, Sabtu.
Pada kuliah umum tentang "Peran Perguruan Tinggi Dalam Bela Negara", Menhan berpendapat kemampuan sumber daya intelektual merupakan satu dari empat faktor perubahan dinamika lingkungan strategis dunia untuk menyelesaikan berbagai konflik.
Ia mengatakan, banyak negara menggunakan "soft power" (intelektualitas) dan "smart power" (diplomasi), untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di negaranya.
"Di sanalah semua orang akan beradu argumen dan intelektualitasnya tanpa harus mengedepankan kekuatan fisik, untuk menyelesaikan persoalan negara," jelas Menhan yang juga Guru besar ITB Bandung itu.
Sementara untuk ancaman, ia mengatakan bisa berasal dari militer ataupun nonmiliter. Namun ancaman yang terjadi saat ini lebih ke nontradisional yakni berasal dari nonmiliter.
"Jadi semua persoalan yang terjadi saat ini begitu kompleks dan multidimensional," katanya.
Karena itu, ia mengharapkan perguruan tinggi dapat menciptakan karakter bangsa yang akan mampu membela bangsa dan negara, sehingga upaya untuk mempertahankan NKRI terus terjaga di masa mendatang.
Terkait dengan keamanan nasional, Menhan menyatakan, pihaknya terus memberikan perhatian yang serius, sehingga ketahanan nasional dapat terus terjaga di masa mendatang dari berbagai pencurian seperti pencurian ikan dan pencurian kayu.
Sumber: ANTARA
Banda Aceh (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, perguruan tinggi berperan untuk membangun kekuatan nonmiliter seperti pengembangan intelektual sosial, budaya, ekonomi dan ideologi sebagai upaya untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa.
"Kemampuan intelektual yang dikembangkan dan dipelajari di perguruan tinggi akan menjadi sebuah kekuatan untuk menyelesaikan persoalan dunia seperti perselisihan antarnegara," katanya pada kuliah umum di hadapan civitas akademika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Banda Aceh, Sabtu.
Pada kuliah umum tentang "Peran Perguruan Tinggi Dalam Bela Negara", Menhan berpendapat kemampuan sumber daya intelektual merupakan satu dari empat faktor perubahan dinamika lingkungan strategis dunia untuk menyelesaikan berbagai konflik.
Ia mengatakan, banyak negara menggunakan "soft power" (intelektualitas) dan "smart power" (diplomasi), untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di negaranya.
"Di sanalah semua orang akan beradu argumen dan intelektualitasnya tanpa harus mengedepankan kekuatan fisik, untuk menyelesaikan persoalan negara," jelas Menhan yang juga Guru besar ITB Bandung itu.
Sementara untuk ancaman, ia mengatakan bisa berasal dari militer ataupun nonmiliter. Namun ancaman yang terjadi saat ini lebih ke nontradisional yakni berasal dari nonmiliter.
"Jadi semua persoalan yang terjadi saat ini begitu kompleks dan multidimensional," katanya.
Karena itu, ia mengharapkan perguruan tinggi dapat menciptakan karakter bangsa yang akan mampu membela bangsa dan negara, sehingga upaya untuk mempertahankan NKRI terus terjaga di masa mendatang.
Terkait dengan keamanan nasional, Menhan menyatakan, pihaknya terus memberikan perhatian yang serius, sehingga ketahanan nasional dapat terus terjaga di masa mendatang dari berbagai pencurian seperti pencurian ikan dan pencurian kayu.
Sumber: ANTARA
0 komentar:
Posting Komentar